“EcoSwap: Tukar Sampah Jadi Poin Belanja di Pasar Inpres Pesing”

BAGIAN 1: LATAR BELAKANG

1.1 Deskripsi Area Observasi

Pasar Inpres Pesing merupakan pasar tradisional yang berada di kawasan Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Pasar ini menjadi pusat aktivitas ekonomi warga sekitar, mulai dari pedagang sayur, buah, daging, hingga kebutuhan rumah tangga harian. Aktivitas pasar berlangsung sejak pukul 05.00 pagi hingga sore hari.

1.2 Alasan Pemilihan Area

Pasar dipilih sebagai area observasi karena menjadi tempat bertemunya berbagai lapisan masyarakat dan banyak aktivitas ekonomi. Selain itu, pasar tradisional masih menghadapi berbagai tantangan seperti kebersihan, digitalisasi, serta kenyamanan berbelanja, sehingga sangat potensial untuk menemukan peluang bisnis inovatif.

1.3 Metode Observasi

Durasi observasi: 3 hari (1–3 Oktober 2025)
Metode: Observasi langsung dan wawancara semi-terstruktur
Jumlah responden: 8 orang (5 pedagang, 3 pembeli)
Data tambahan: Dokumentasi foto kios dan area parkir pasar



BAGIAN 2: HASIL OBSERVASI

2.1 Temuan Lapangan

noFenomena?temuanKeterangan
1Banhyakk sampah Plastik berserakan di sekitar pasarKurangnya fasilitas pengelolaan sampah organik-anorganik
2Pedagang kesulitan promosi di luar area pasarBelum ada sistem digitalisasi untuk penjuala
3Banyak pembeli mengeluh soal parkir dan akses sempitArea parkir terbatas, sering macet di jam sibuk

2.2 Ringkasan Wawancara

Beberapa kutipan dari responden:

Kalau ada cara buang sampah yang gampang, pasti saya mau ikut.

Sekarang orang banyak belanja online, saya nggak tahu cara jualan di situ.

Kalau parkiran luas dikit aja, saya lebih sering ke pasar.(Pembeli ibu rumah tangga)

2.3 Tiga Masalah Teridentifikasi

1.Masalah kebersihan pasar dan sampah plastik yang menumpuk.

2.Minimnya digitalisasi pedagang (belum bisa jualan online).

3.Keterbatasan lahan parkir dan akses keluar masuk.

BAGIAN 3: IDE BISNIS TERPILIH

3.1 Deskripsi Ide Bisnis

Nama Ide: EcoSwap – Layanan Tukar Sampah Jadi Poin Belanja
Deskripsi:
EcoSwap adalah layanan inovatif di lingkungan Pasar Inpres Pesing yang mengajak pedagang dan pengunjung menukarkan sampah plastik menjadi poin yang dapat digunakan untuk berbelanja di kios tertentu. Sistem ini menggunakan aplikasi sederhana atau kartu poin manual.

3.2 Alasan Pemilihan

Masalah sampah plastik paling sering dikeluhkan dan memiliki dampak besar terhadap kebersihan serta citra pasar. Solusi ini bukan hanya mengatasi kebersihan, tapi juga memberi insentif ekonomi bagi warga pasar, sehingga mendorong perubahan perilaku.

3.3 Business Model Canvas (Sederhana)


Elemenisi
Value PropositionTukar sampah plastik jadi poin belanja yang bernilai
Customer SegmentPedagang, pembeli pasar, pengelola pasar
ChannelsBooth di pasar, aplikasi sederhana, brosur & banner
Customer RelationshipEdukasi rutin, program reward bulanan
Revenue StreamsSponsor lokal, kerja sama brand ramah lingkungan
Key ResourcesSistem penukaran poin, SDM pengelola, tim kebersihan
Key ActivitiesPengumpulan & pemilahan sampah, konversi poin
Key PartnersPasar Jaya, Dinas Lingkungan Hidup, UMKM plastik daur ulang
Cost StructureBiaya Operasional booth,gaji petugas dan aplikasi

BAGIAN 4: ANALISIS KELAYAKAN

4.1 Target Pasar

  • Pedagang dan pembeli pasar yang menghasilkan sampah plastik harian.

  • Usia 20–55 tahun, peduli pada kebersihan lingkungan.

4.2 Keunikan/Nilai Tambah

  • Solusi langsung terhadap masalah nyata (sampah pasar).

  • Sistem poin yang memberi keuntungan nyata bagi warga.

  • Mendukung program pemerintah Jakarta Bebas Sampah 2027.

4.3 Analisis Kompetitor


KompetitorKelemahan Peluang
Bank Sampah biasaKurang insentif langsungTambahkan sistem poin belanja
Layanan daur ulangTidak fokus di pasarFokus pada lokasi pasar tradisional

4.4 Estimasi Biaya Awal


  KomponenEstimasi
Booth & PeralatanRp.2.000.000
Aplikasi & Kartu PoinRp.1.500.000
Promosi AwalRp.500.000
TotalRp.4.000.000

Harga awal program bisa mulai dari Rp 2.000/poin sampah, dengan target 200 pengguna pertama dalam bulan pertama.

BAGIAN 5: RENCANA IMPLEMENTASI

5.1 Langkah 30 Hari Pertama

  1. Koordinasi dengan pengelola Pasar Inpres Pesing dan Dinas LH

  2. Mendirikan booth EcoSwap kecil

  3. Sosialisasi dan edukasi pedagang

  4. Mulai sistem pengumpulan & penukaran poin

  5. Evaluasi hasil mingguan

5.2 Sumber Daya yang Dibutuhkan

  • 2 petugas lapangan

  • 1 tim admin sistem poin

  • 1 desainer banner dan materi promosi

5.3 Metrik Keberhasilan

  • Jumlah pengguna aktif (≥ 100 dalam bulan pertama)

  • Jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan (>100 kg/bulan)

  • Kepuasan pedagang dan pembeli pasar (>80% respon positif)


BAGIAN 6: REFLEKSI

Pembelajaran dari Tugas

Melalui observasi ini, saya belajar pentingnya memahami lingkungan sekitar untuk menemukan ide bisnis yang benar-benar relevan. Masalah sederhana seperti sampah ternyata bisa menjadi peluang usaha inovatif yang juga berdampak sosial.

Tantangan yang Dihadapi

Kesulitan awal adalah meyakinkan pedagang untuk diwawancarai dan menjelaskan konsep “penukaran sampah jadi poin”. Namun setelah dijelaskan manfaatnya, sebagian besar menunjukkan ketertarikan.

Rencana Pengembangan Selanjutnya

Ke depan, EcoSwap bisa dikembangkan menjadi platform digital yang terhubung dengan e-wallet lokal dan bekerja sama dengan lebih banyak pasar tradisional di wilayah Jakarta Barat.


Postingan populer dari blog ini

UMKM Tulang Punggung Ekonomi Indonesia: Fakta dan Data Kontribusinya

Analisis Studi Kasus Kegagalan dan Keberhasilan Wirausaha dari Perspektif Motivasi dan Etika

AfifPreneur Dari Hobi Gaming menjadi bisnis digital